Kegiatan pendaftaran tanah di Indonesia salah satunya bertujuan untuk menjamin kepastian hukum dan perlindungan kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah yang dinyatakan dalam bentuk sertipikat. Dalam kegiatan pendaftaran tanah dilakukan pengukuran batas-batas bidang tanah dengan mengacu pada titik-titik dasar teknik yang dinyatakan dalam bentuk pilar orde 2, 3, dan 4 yang diselenggarakan oleh BPN-RI (Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia). Jumlah titik dasar yang seharusnya dibangun di Indonesia mencapai jutaan sedangkan pada kenyataannya jumlah dan sebaran titik dasar yang ada belum merata dan menjangkau seluruh wilayah. Keterbatasan jumlah titik dasar ini salah satunya dipengaruhi oleh faktor biaya pengadaan titik dasar yang tidak murah dan selanjutnya mempengaruhi waktu yang diperlukan BPN untuk melakukan sertifikasi seluruh bidang tanah di Indonesia. Untuk mengatasi keterbatasan jumlah titik dasar dan mendukung percepatan sertifikasi bidang tanah, diusulkan sistem GPS CORS (Global Positioning System Continuously Operating Reference Stations) yang berwujud sebagai titik kerangka referensi yang dipasangi receiver GPS dan beroperasi secara kontinyu selama dua puluh empat jam. Dalam penelitian ini dilakukan kajian dan analisis mengenai pemanfaatan sistem GPS CORS dalam rangka pengukuran bidang tanah secara ekonomis dan efisien. Dalam pemanfaatan sistem GPS CORS ini, BPN harus mempersiapkan hal-hal terkait seperti pengembangan sumber daya manusia dan struktur organisasi di dalam BPN agar sistem GPS CORS dapat dimanfaatkan dalam pengukuran bidang tanah.
CORS (Continuously Operating Reference Station) adalah suatu teknologi berbasis GNSS yang berwujud sebagai suatu jaring kerangka geodetik yang pada setiap titiknya dilengkapi dengan receiver yang mampu menangkap sinyal dari satelit-satelit GNSS yang beroperasi secara penuh dan kontinyu selama 24 jam perhari, 7 hari per minggu dengan mengumpukan, merekam, mengirim data, dan memungkinkan para pengguna (users) memanfaatkan data dalam penentuan posisi, baik secara post processing maupun secara real time (sumber: Gudelines for New and Existing CORS). Jaringan Referensi Satelit Pertanahan (JRSP) merupakan sebuah sistem jaringan stasiun referensi yang bekerja secara kontinu selama 24 jam nonstop.JRSP merupakan pengembangan teknologi Continuously Operating Reference Station (CORS) atau teknologi untuk menentukan posisi secara global menggunakan system satellite positioning.Global Navigation Satellite System (GNSS) dapat disebut sebagai sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. GNSS didesain untuk memberikan informasi waktu dan posisi secara kontinu di seluruh dunia.GNSS merupakan metode pengukuran ekstra-terestris,yaitu penentuan posisi yang dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap satelit atau benda angkasa lainnya. 
Keuntungan Jaringan CORS GNSS antara lain :
  1. Pengoperasian
    • Meningkatkan produktivitas (beroperasi secara terus menerus),
    • Mendapatkan data pengamatan yang lebih dari banyak stasiun referensi,
    • Meningkatkan produktvfitas (tidak membutuhkan stasiunsementara)
    • Waktu inisialisasi yang lebih cepat untuk rover
    • Memperluas jarak survei
  2. Kualitas Penentuan Posisi melalui pengukuran dengan GNSS akan meningkatkan presisi dan ketahanan.
  3. Komersial
    Biaya operasional yang lebih rendah dan banyak pengguna yang tertarik.
  4. Banyak aplikasi
    • RINEX untuk post processing/ penelitian ilmiah
    • RTK untuk Surveiing dan Engineering
    • DGPS untuk kelautan dan aplikasi SIG
    • Informasi waktu untuk tujuan IT
Pemusatan Konsep Kontrol
Mengelola jaringan antara lain pengijinan, pembatasan atau penolakan siapa yang menerima produk dari jaringan stasiun referensi mereka antaralain rinex untuk pengguna/lokasi khusus, koreksi RTK dan DGPS untuk pengguna data untuk beberapa aplikasi di luar membutuhkan posisi.

sumber : http://www.bpn.go.id/Publikasi/Inovasi/Layanan-Pengukuran-Menggunakan-CORS